Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

LOMBA DESAIN: BLACK INNOVATION AWARDS 2012

Yang muda yang berkarya. Aha! Saat semua orang melempar opini tentang bahaya rokok, Djarum Black menantang sobat muda untuk menuangkan ide kreatifmu dalam kompetisi bergengsi tahun ini. Jangan pernah mengaku cerdas kalau nggak nyoba yang satu ini. Langsung saja kali ini Djarum Black mengadakan acara BLACK INNOVATION AWARDS 2012. Kompetisi Desain Karya Inovatif, Black Innovation Awards 2012 Kompetisi ini melombakan desain karya berbentuk alat yang merupakan pengembangan ide, dan fungsi sehingga memunculkan bentuk karya baru yang lebih kreatif, yang selanjutnya bisa dipakai oleh semua orang. Kompetisi ini diharapkan dapat menghasilkan bentuk penemuan karya baru melalui desain alat inovatif yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan. Kompetisi ini juga merupakan wadah bagi kreatifitas perorangan maupun kelompok di Indonesia. Dengan total hadiah sebesar 160 juta rupiah untuk : Uang tunai untuk masing-masing 4 pemenang utama, sebesar Rp. 25.000.000,- Uang tunai...

Merayakan Valentine: Indonesia Tanpa Kekerasan

Valentine tak selalu identik dengan ajang seks bebas. Rupanya banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memperingati hari tersebut. Di Kompasiana misalnya, sejak beberapa hari menjelang Valentine, kompasianer asyik-masyuk menulis artikel pro-kontra terhadap hari yang penuh cinta ini. Terdapat artikel yang menolak atas dasar historis, ada pula yang berdasar pada penyelewengan makna valentine. Lain halnya para fiksianer, mereka merayakannya dengan kolaborasi cerpen valentine (KCV). Mengenai peringatan valentine kali ini, saya punya cerita sendiri. Semalam (13/02/2012), saya menerima pesan singkat ajakan menggelar aksi “Indonesia Tanpa Kekerasan” dari teman pecinta Gus Dur, “ Harap Sahabat hadir dalam aksi damai GusDurian. #IndonesiaTanpaKekerasan. 14/02 pukul 16:00 di Bundaran HI. Lawan Rezim penakut. Rakyat tolak tindak kekerasan atas nama Agama dan Ormas.Sebarkan untuk Indonesia! ” Begitu halnya saat saya membuka jejaring sosial, Facebook dan Twitter. Dengan nada se...

Para Kyai Penjaga Indonesia: Gus Sholah dalam Twitter

Sejak sore tadi, hujan tak kunjung reda. Karena tidak ada kerjaan, saya mengisi waktu dengan mebuka akun twitter. Awalnya, saya mengikuti Trending Topic World Wide (TTWW). Selain ketidakjelasan kategori kenapa menjadi TTWW, ternyata cukup membosankan mengikuti arus informasi yang cepat berubah-ubah. Akhirnya saya putuskan mengikuti tweet orang-orang yang saya follow. Dari ratusan orang yang saya ikuti, saya memilih Kyai Sholahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Sholah (@Gus_Sholah). Dalam benak saya, Gus Sholah sedang melakukan ceramah dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Beliau memanfaatkan media twitter sebagai sarana untuk berbagi ilmu. Kali ini beliau memaparkan tentang pandangan hidup para Kyai sepuh yang kalem dalam menjalani hidup. Mereka adalah sosok penerus nabi yang menjalankan sunnah dan mendirikan agama. Masalah hidup, mereka percayakan kepada yang membuat hidup. Singkat cerita, kira-kira demikian beliau berkisah melalui akun twitternya: “Syahdan...

Kompasiana dan Masa Depan Jurnalistik Demokratis Indonesia

9 Februari 2012, masyarakat Indonesia merayakan Hari Pers Nasional (HPN) ke 27. Begitu beragam cara orang mengekspresikan perayaan HPN. Termasuk membuat status di Twitter–biasa dikenal dengan istilah tweet. Baik dari kalangan jurnalis, politisi, budayawan, hingga masyarakat umum sebagian membuat tweet tentang HPN (silahkan searching sendiri). Kolumnis gaek Tempo (Goenawan Mohamad–GM) misalnya, melalui akun twitternya (@gm_gm) ia menuliskan :   Hari lahir PWI akan lebih pas jd Hari Pers Nasional jika PWI menyesali kesalahannya ikut menindas kebebasan pers di masa OrBa . Tentu bukan tanpa sebab GM menulis itu. GM kembali mengingatkan kita pada sejarah kelam kebebasan pers di Indonesia. Secara historis, dunia jurnalistik Indonesia bermetamorfosa sesuai dengan zamannya. Pasca-kemerdekaan RI, tahun 1945 hingga 1950, pers berfungsi sebagai sarana informasi dan alat legitimasi untuk mewartakan dan mengajak rakyat untuk berjuang bersama. Pada masa itu telah dibentuk wadah bagi ...

Menikahi Tuhan?

Sekilas membaca judul di atas, mungkin Anda akan berpikir, "Ini orang sudah gila", "Ya Tuhan, apa-apaan ini?", "Semoga saudaraku ini kembali ke jalan yang benar."  Ok. Don't judge the book by the cover, mungkin nasehat itu bisa kita gunakan di sini. let's we see. Beberapa waktu lalu, saat berbicara tentang masa depan dengan seorang kawan, saya terhenyak kaget dengan ungkapannya tentang pernikahan. Mulanya kami asyik-masyuk berbicara problematika kenegaraan yang tak kunjung surut. Saat perdebatan mulai tidak jelas kemana arahnya, saya mencoba mencairkan suasana dengan melemparkan sebuah pertanyaan, “Bung, kira-kira kapan kau mau menikah?” Setelah menghela nafas panjang, dia menatap mataku dalam dan tersenyum. Mungkin dia sedang menertawakan pertanyaanku, karena saya juga belum menikah.  Tangan kanannya berayun menepuk pundakku. “Kenapa kita harus menikah? Memang apa yang sebenarnya kita inginkan dari sebuah pernikahan? Pengen dipijitin?,  ada ...