Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Sekali lagi, Memenangkan Hati

: menuju hati yang damai Suatu malam di bulan Ramadhan, ketika hendak berkunjung ke rumah kawan dan mengirimkan pesan singkat, kawanku mengabarkan tidak ada di rumah dan akan menghadiri acara buka bersama di rumah seorang budayawan di pinggir kota Jakarta, yang namanya sudah akrab di telingaku. Mungkin juga kawan-kawan juga mengenalnya. Radhar Panca Dahana, namanya. Saya setengah percaya dengan kabar itu, pasalnya waktu sudah menunjukkan menjelang isya’. Sementara waktu, ia masih berada di pusat kota Jakarta, ditengah hiruk-pikuk kepadatan masyarakat kota yang hilir mudik pulang kerja atau sekadar berkumpul untuk ngabuburit. Kawanku menawarkan agar aku ikut bersamanya. “Apa mungkin ada acara buka bersama ba’da isya’?” gumamku. Agar lebih cepat perjalanannya, aku berinisiatif menunggu di tepi jalan raya. Tepatnya di warteg, depan sebuah universitas Islam Jakarta. Hampir satu jam aku menunggu kedatangannya, namun yang diharap tak kunjung datang. Sambil berbalas pesan si...

Makna di Balik Sebuah Pernikahan [1]

Beberapa waktu lalu, aku dikagetkan ketika sedang bercakap-cakap dengan kawan mengenai masa depan. Ketika sedang asyik berbicara tentang isu-isu kenegaraan. Aku bertanya pada temanku, “Kapan kamu akan menikah, Brad?” Dia tersenyum padaku, kemudian dia menjawab panjang “Kenapa kita harus menikah? Apakah yang kita inginkan dari sebuah pernikahan? Dipijitin? Ada panti pijat atau kalau lu punya duit tinggal spa, beres kan!?. Pengen dicuciin baju kita? Gampang..., ini zaman modern cuy, ada mesin cuci juga ada laundry. Pengen dimasakin? Apa lagi yang ini, sekarang ini banyak restoran siap saji, bisa tinggal telfon. Kalau g punya duit, bisa di abang-abang pinggir jalan atau Warteg. Atau pengen diservis?? Tuh, di pinggir jalan aja banyak.” Kemudian dia mengakhiri bicaranya dengan tertawa terbahak-bahak, dan isapan rokok mengakhiri tawanya. Kepulan asap pun melingkupi wajahnya yang bulat. Benar-benar sial, gara-gara percakapan siang itu, pada malam hari aku memutar semua isi k...