: menuju hati yang damai Suatu malam di bulan Ramadhan, ketika hendak berkunjung ke rumah kawan dan mengirimkan pesan singkat, kawanku mengabarkan tidak ada di rumah dan akan menghadiri acara buka bersama di rumah seorang budayawan di pinggir kota Jakarta, yang namanya sudah akrab di telingaku. Mungkin juga kawan-kawan juga mengenalnya. Radhar Panca Dahana, namanya. Saya setengah percaya dengan kabar itu, pasalnya waktu sudah menunjukkan menjelang isya’. Sementara waktu, ia masih berada di pusat kota Jakarta, ditengah hiruk-pikuk kepadatan masyarakat kota yang hilir mudik pulang kerja atau sekadar berkumpul untuk ngabuburit. Kawanku menawarkan agar aku ikut bersamanya. “Apa mungkin ada acara buka bersama ba’da isya’?” gumamku. Agar lebih cepat perjalanannya, aku berinisiatif menunggu di tepi jalan raya. Tepatnya di warteg, depan sebuah universitas Islam Jakarta. Hampir satu jam aku menunggu kedatangannya, namun yang diharap tak kunjung datang. Sambil berbalas pesan si...
Life is like a coffee. Just enjoy it.